Sebenernya sejarah cafe racer ada dalam beberapa versi. Tapi ane pilih sumber yg ini soalnya paling enak dibacanya, mudah dipahami dan diurut berdasar timeline.
sebelumnya, maaf kalo hasil terjemahannya buruk dan ada yang ngaco. Maklum skill bahasa inggrisnya ane masih pas-pasan
Apa itu café racer? Singkatnya, café racer adalah gaya aliran motor yang dipopulerkan di london pada tahun 50-an dimana para biker mengiginkan motor yang cepat dan spesial untuk berkendara (balap) dari café-ke café. Yang berarti menggunakan cafe sebagai titik start dan finishnya. Aksesorisnya termasuk clubman bars ataupun stang jepit untuk handling yang akurat sampai fairing kecil atau windscreen.
CAFE RACER HISTORY :
Bagaimana cafe-cafe di jalanan Inggris bisa menjadi pusat sebuah subkultur sepeda motor? Mengapa restoran- restoran dan kedai- kedai kecil dan sepi yang tadinya cuma menyajikan makanan ringan berubah jadi tempat ngumpul Rockers dan pacarnya? Dari mana asal nama cafe racer? Dan apa itu Rocker?
Untuk menjelaskan semua ini, saya akan jelaskan 2 hal secara terpisah: Sistem jalanan di Inggris dan kebangkitan youth culture.
Pertama, kita kembali ke tahun-tahun setelah PD I. Inggris telah melewati perang dan suasana kembali normal. Saat itu jalur lalu lintas di Inggris lebih banyak diisi oleh mobil dan sepeda motor. “Kereta tanpa kuda dan sepeda bermesin” tidak lagi dianggap tren baru semata. Dengan naiknya angka lalu lintas maka diciptakan sistem jalan baru di Inggris. Jalan-jalan lama tidak sanggup lagi menampung jumlah mobil dan sepeda motor yang terus meningkat akhirnya di-upgrade dan ditambahkan jalan-jalan baru.
Dengan kembali normalnya industri di Inggris, bisnis pengangkutan dan transportasi tumbuh dengan pesat bersama jalan-jalan baru yang disebut motorways. Bersama industri ini, bermunculanlah cafe-cafe , SPBU, dan tempat-tempat istirahat di sisi jalan yang dikunjungi oleh supir truk dan motoris yang ingin rehat sejenak dalam perjalanannya.
Motorways baru ini membuat para pengantar barang keluar dari jalan-jalan utama dan melintasi Inggris ke kota-kota seperti Manchester dan Birmingham di utara. Motorways di masa ini tidak bisa dibandingkan dengan jalan raya seperti di jaman sekarang. Bentuknya kecil dan sempit, sebagian malah hanya jalan tanah atau jalan setapak yang diperlebar dan diratakan lalu dipasangi rambu-rambu. Tikungan tajam, lajur yang sempit, dan kumpulan ternak yang menyebrang begitu saja, membuat rute-rute ini tidak memungkinkan dilalui dengan kecepatan tinggi. Selain itu, kendaraan pada masa ini juga masih termasuk primitif dibandingkan dengan angkutan jaman sekarang. Beberapa truk kecil hanya dapat melaju dengan kecepatan maksimum 30 mph. Jadi wajar jika para pekerja angkut ini sering berhenti dalam perjalanan mereka. Setiap beberapa mil sepanjang rute yang ditempuh biasanya banyak ditemui tempat pemberhentian. Sebagian besar tempat pemberhentian tersebut merupakan persimpangan menuju kota dan desa yang lebih kecil. Hampir tiap pemberhentian seperti ini dapat ditemukan sebuah café.
Selama bertahun-tahun cafe-cafe dan restaurant ini hanya buka siang hari selama jam kerja. Mereka melayani pengunjung-pengunjung dengan makanan hangat dan secangkir teh panas. Beberapa pemilik café mungkin saja mengulur waktu tutupnya satu atau dua jam untuk mendapatkan pelanggan lebih, tapi tidak ada maksud untuk menjadikannya pusat sosial atau tempat nongkrong. Cafe-café ini hanya sekedar tempat istirahat yang sederhana sepanjang sistem jalan raya baru Inggris.
Faktor penting berikutnya dalam munculnya Cafe racer dan Rocker yaitu bangkitnya Youth Culture, walaupun sebelum PD II, pemahaman mengenai konsep ini masih lemah. Di awal tahun ‘30an, Inggris keluar dari krisis dan para pemudanya telah bekerja kembali. Dengan pekerjaan yang layak, para pemuda ini memiliki uang lebih. Ditambah dengan cukup tingginya angka suplai motor tua, maka hasilnya: dalam waktu singkat para pemuda memenuhi jalanan dengan sepeda motornya. Sebagian sekedar jalan-jalan sore bersama pacarnya, yang lainnya hanya sebatas ingin berkendara dengan tujuan rekreasional.
Seiring bangkitnya Inggris pasca perang, lusinan perusahaan menawarkan berbagai jenis sepeda motor dan part-part-nya. Maka balap motor pun kembali populer. Tidak puas dengan motor standar, maka para pemuda ini mengganti part-partnya dengan yang lebih advance, yang mereka lihat di event-event balap. Bahkan sebagian dari mereka membuat special home made part.
Namun semua ini mendadak terhenti di akhir tahun 30-an, para pemuda ini harus melepas jaket kulitnya dan mengenakan seragam tentara seiring dengan berperangnya Inggris melawan Jerman. Selama PD II pemerintah Inggris mengambil kendali industri sepeda motor untuk kebutuhan perang. Dengan berakhirnya produksi sepeda motor, maka dunia balap dan penggemar sepeda motor pun turut padam. Setelah perang berakhir, dibutuhkan 7 atau delapan tahun untuk kehidupan rakyat Inggris menjadi normal kembali, namun semuanya tak sama lagi seperti sebelumnya.
Beberapa hal terjadi pada awal 50-an dimana semuanya berpadu membangkitkan lagi era cafe racer. Para pemuda di Inggris kembali bekerja dan mempunyai uang lebih. Industri sepeda motor Inggris pun mencapai masa jayanya, dengan banyak dibuatnya sepeda motor hebat seperti Norton Dominator, BSA Gold Star, Triumph Tiger 110 dan Velocette Venom. Sepeda motor ini bukan hanya banyak digunakan dalam balapan di seluruh Inggris, tapi juga banyak dijual di dealer setiap kota. Dan jika anda tidak bisa memperoleh model yang anda sukai, anda bisa mengganti tangki dan spakbornya dan membuatnya lebih oke dengan aksesoris yang anda lihat di The Isle of Man TT atau Silverstone. Dengan berakhirnya perang, maka pemuda dan sepeda motor kembali bergabung.
Mungkin yang menjadi faktor utama dalam terbentuknya kultur Cafe racer atau Rocker adalah booming-nya Youth Culture dan ‘anti-heros’ barunya pada tahun '50-an. Pada saat itu sedang gencarnya vokal Eddie Cochran, Elvis Presley dan Gene Vincent mengalun di radio-radio. Rock-n-Roll telah menjadi ancaman baru bagi masyarakat. Marlon Brando dan rebels lainnya menyemarakkan layar perak dengan jaket kulitnya. Dalam waktu singkat, semua ini membuat sepeda motor dengan lifestyle-nya yang khas dipandang 'keren', dan tentu saja angka penjualannya jadi meningkat. Kemudian barang-barang seperti stang jepit, tangki fiber, bodi belakang, dan knalpot swept-back menjadi perlengkapan standar bagi rider, dan bagi supplier barang-barang tersebut menjadi bisnis besar.
Setelah booming Youth Culture, tetap belum ada tempat yang benar-benar mereka pakai untuk kongkow sampai mereka menemukan cafe-cafe di tempat perhentian tersebut sangat cocok. Maka kemudian cafe-cafe sepanjang North and South Circular road buka lebih lama untuk mengakomodasi para motoris dan pacarnya ini. Cafe-cafe ini menjadi pusat sosial dari budaya baru ini. Kelompok yang sering datang ke sebuah café akan menjadikannya tempat kongkow permanen. Kadang antar kelompok ini balapan dari satu café ke café lain dengan kecepatan diatas 100 mph (karenanya muncul istilah ‘ton-up’ . Kegiatan tersebut, terlebih dilakukan saat tengah malam ditambah dengan kesan nakal dari jaket kulit, nampaknya memberikan para pemuda ini reputasi buruk di mata Pers Inggris, polisi dan bahkan –lucunya- Industri sepeda motor Inggris. Dan dari itu semua, sebuah Youth Culture baru telah lahir: The Rocker.
The Rockers :
Subkultur rocker hadir karena faktor-faktor berikut:
- Pemberian jatah pasca perang di Inggris.
- Naiknya tingkat kemakmuran pemuda-pemuda kelas pekerja.
- Tersedianya pinjaman dana (kredit&financing) untuk kaum muda.
- Pengaruh dari musik dan film populer seperti The Wild One.
- Dibangunnya jalan-jalan yang bisa dijadikan race-track seperti ring roads di Inggris.
- Pembangunan transport cafe.
Semua faktor ini berkolaborasi dengan puncak kejayaan industri sepeda motor Inggris.
Rocker bukan saja trend fashion dan musik motoris pertama, tetapi gaya mereka merupakan kebutuhan dan kepraktisan. Mereka umumnya mereka berkendara dengan helm haf-face klasik, aviator goggles, dengan celana Levis 501 atau 505 yang simpel, atau juga celana kulit. Celana panjang tadi dipadukan dengan riding boots tinggi, kaos dan kemeja tipe daddy-o dilapis dengan jaket kulit yang penuh dekorasi seperti kancing-kancing, bordiran dan pin. Bordiran yang cukup populer adalah bordir tanda keanggotaan 59 Club of England, sebuah organisasi pemuda berlatar gereja yang kemudian bertransformasi menjadi club cafe racer dengan anggota di seluruh dunia.
di sumber lain disebutkan:
Rockers adalah geng motor Hell's Angels versi Inggris. Menganut paham anti-authority, dan menggambarkan "easy rider nomadic romaticism". Tampilan Rockers cenderung terlihat lusuh, maskulin dan memiliki image badboy.
Rocker sebenarnya berasal dari kelas pekerja dan tidak terlalu mempedulikan fashion. Mereka memiliki gaya rambut yang sama, shaggy dengan dengan sedikit klimis (wetlook dari gel/minyak rambut). Tempat nongkrongnya di Ace Cafe. Mengendarai motor adalah hal yang utama, jadi mereka menjauhi drugs dan alkohol.
Mods vs Rocker :
Perhatian mods akan detail dan obsesi akan gaya sangat bertolak belakang dengan rivalnya, cinta rockers akan sepeda motor dan jaket kulit. Trend fashion memungkinkan kedua tribe ini muncul secara bersamaan. Mods biasanya ditemui di pusat kota London atau pusat kota besar lainnya. Rockers, yang leluhurnya adaalah di Teddy Boys gangs, mengisi kota2 kecil di luar ring road London.
Rocker sangat menyukai early Rock Music. Mereka mengenakan celana jeans hitam dan jaket kulit, seperti halnya Marlon Brando dalam ‘The Wild One’ (1953). Mereka memakai minyak rambut, yang merupakan evolusi tampilan Teddy Boy di tahun 50an. Walau begitu, Rockers menolak kecintaan Ted akan fashion dan gaya. Karena Teds, walaupun kasar, juga dandy. Untuk elemen Ted style yang ini lebih diadopsi oleh mods, dibanding rockers.
Motor2 favorit Rockers adalah triumph 500s, BSA Goldstar atau Bonneville. Istilah rocker mungkin saja tercipta dari kesukaan mereka akan motor dibanding dari musik rock, they like rocking their bikes. Tapi memang nampaknya lebih mengacu ke musik rock. Pers pada masa itu lebih sering memakai istilah ton-up boys, untuk mendefinisikan rockers.
Rockers suka makan gorengan yang berminyak (yang jelas bukan tahu isi, cireng dkk, mungkin lebih seperti french fries atau sejenis nuggets) dan minum teh di transport café. Seperti Ace Café di North Circular dan Busy Bee di Watford Bypass. Di cafe-cafe seperti ini terdapat jukebox yang menyediakan lagu-lagu Rock’n’Roll, ini yang menguatkan hubungan antara motor dan musik Rock’n’Roll.
Mods dan Rockers tidak cocok satu sama lain. Menurut Rockers, mods itu centil, sombong dan suka pamer. Pada masa itu terkenal cemoohan “susah dibedain yang mana yang cewe dan yang mana yang cowo”. Sementara menurut Mods, Rockers itu kuno, jorok/dekil dan kasar. Bagaimanapun, keduanya ga pernah benar-benar berperang.
Mods dan Rocker jarang bertemu, kecuali saat ‘Bank Holiday’ weekend mulai 1964 dan seterusnya di Margate, Brighton, Hastings dan Southend. Perselisihan sengit mereka secara konstan dan sensasional diberitakan di surat kabar seperti di Daily Mail.
Insiden yang pertama terjadi di Clacton pada Easter Bank Holiday pada tahun 1964. Saat itu dikenal sebagai Easter Bank Holiday terburuk: dingin dan basah. Easter Sunday terdingin selama 80 tahun. Beberapa kelompok pemuda datang ke Clacton untuk berlibur. Mereka semua merasa bosan dan frustasi, konon kabarnya karena sebuah café lokal menolak melayani mereka. Pertengkaran terjadi antara kelompok yang berbeda, kejadian ini diberitakan secara sensasional di media cetak nasional.
‘Day of Terror by Scooter Groups’ (Daily Telegraph)
‘Youngsters Beat Up Town – 97 Leather Jackets Arrests’ (Daily Express)
‘Wild Ones Invades Seaside – 97 Arrests’ (Daily Mirror)
Skala kerusuhan dan kekerasan diberitakan dengan berlebihan. Bagaimanapun, sejak saat itu terlahirlah fenomena ‘Mods and Rockers’.
Masih di 1964, Mods dan Rockers berselisih kembali di Margate, Hastings, Bournemouth, Brighton dan Whitsun pada Bank Holiday di bulan Agustus. Dan kejadian ini pun sekali lagi dibesar-besarkan oleh media.
Kejadian serupa berulang pada 1965 dan 1966. Setahun kemudian semuanya pun berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar